Judul/Title: Konsep Strategi Pembelajaran
Penulis/Author: Drs. Nanang Hanafiah, M.M.Pd dan Drs. Cucu Suhana M.M.Pd
Penerbit/Publisher: Refika Aditama
Edisi/Edition: 2010
Halaman/Pages: 283
Sampul/Cover: Paperback
Bahasa/Language: Indonesia
Kategori/Category: Dijual/For Sale
Harga/Price: Rp. 40.000
Status: Ada/Available
***
Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia adalah masih rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Laporan UNESCO tahun 2000, tentang Human Development Index (HDI), Komposisi dari peringkat pencapaian dalam pendidikan, dilaporkan bahwa pada tahun 1999 Indonesia berada pada peringkat ke-109 dari 174 negara, tahun berikutnya keadaan kita lebih terpuruk lagi menjadi peringkat ke-114 dari 146 negara. Rendahnya HDI menunjukan rendahnya daya saing bangsa di percaturan global. Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia, bahkan di kawasan ASEAN, SDM kita berada pada urutan ke-7 dari 9 negara dibawah Vietnam yang dulu paling terbelakang.Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor. DI antaranya adalah mutu proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitass dan hasil-hasil pendidikan juga belum didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan independen sehingga mutu pendidikan belum dapat dimonitor secara obyektif dan teratur. Dalam beberapa hal, proses pendidikan menjadi rutin, tidak menarik, dan kurang mampu memupuk kreativitas siswa untuk belajar secara lebih efektif. sistem yang berlaku juga kurang memungkinkan bagi guru, kepala sekolah, dan pengelola pendidikan di daerah untuk melaksanakan proses pembelajaran serta pengelolaan belajar inovatif. Akibatnya, sekolah cenderung konservatif, kurang fleksibel dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan dalam lingkungan masyarakat.
Memang tidak mudah melakukan peningkatan mutu pendidikan secara langsung, karena ia memerlukan proses. Strategi terpadu dalam rangka mengatasi permasalahan pembelajaran khususnya dan pendidikan pada umumnya, pemerintah telah memperkuat kebijakan-kebijakan dalam menyiasati peningkatan mutu pembelajaran.
Buku ini merupakan fokus dalam upaya hal-hal diatas dan semoga dapat menjawab permasalahan pendidikan di Indonesia yang dapat dijadikan referensi pustaka bagi calon guru (mahasiswa) maupun bagi para guru sebagai pelaksana pendidikan. Mereka melupakan garda depan peningkatan pembelajaran kepada para peserta didiknya karena guru sebagai pelaku reformasi di dalam kelas (Classroom reform) yang harus terus menyiasati membangun kultur belajar siswa dengan konsep: belajar untuk tahu (Leearning to know); belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk menjadi sesuatu (learning to be), dan belajar untuk bekerja sama (learning to live together).
Penulis/Author: Drs. Nanang Hanafiah, M.M.Pd dan Drs. Cucu Suhana M.M.Pd
Penerbit/Publisher: Refika Aditama
Edisi/Edition: 2010
Halaman/Pages: 283
Sampul/Cover: Paperback
Bahasa/Language: Indonesia
Kategori/Category: Dijual/For Sale
Harga/Price: Rp. 40.000
Status: Ada/Available
***
Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia adalah masih rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Laporan UNESCO tahun 2000, tentang Human Development Index (HDI), Komposisi dari peringkat pencapaian dalam pendidikan, dilaporkan bahwa pada tahun 1999 Indonesia berada pada peringkat ke-109 dari 174 negara, tahun berikutnya keadaan kita lebih terpuruk lagi menjadi peringkat ke-114 dari 146 negara. Rendahnya HDI menunjukan rendahnya daya saing bangsa di percaturan global. Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia, bahkan di kawasan ASEAN, SDM kita berada pada urutan ke-7 dari 9 negara dibawah Vietnam yang dulu paling terbelakang.Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor. DI antaranya adalah mutu proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitass dan hasil-hasil pendidikan juga belum didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan independen sehingga mutu pendidikan belum dapat dimonitor secara obyektif dan teratur. Dalam beberapa hal, proses pendidikan menjadi rutin, tidak menarik, dan kurang mampu memupuk kreativitas siswa untuk belajar secara lebih efektif. sistem yang berlaku juga kurang memungkinkan bagi guru, kepala sekolah, dan pengelola pendidikan di daerah untuk melaksanakan proses pembelajaran serta pengelolaan belajar inovatif. Akibatnya, sekolah cenderung konservatif, kurang fleksibel dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan dalam lingkungan masyarakat.
Memang tidak mudah melakukan peningkatan mutu pendidikan secara langsung, karena ia memerlukan proses. Strategi terpadu dalam rangka mengatasi permasalahan pembelajaran khususnya dan pendidikan pada umumnya, pemerintah telah memperkuat kebijakan-kebijakan dalam menyiasati peningkatan mutu pembelajaran.
Buku ini merupakan fokus dalam upaya hal-hal diatas dan semoga dapat menjawab permasalahan pendidikan di Indonesia yang dapat dijadikan referensi pustaka bagi calon guru (mahasiswa) maupun bagi para guru sebagai pelaksana pendidikan. Mereka melupakan garda depan peningkatan pembelajaran kepada para peserta didiknya karena guru sebagai pelaku reformasi di dalam kelas (Classroom reform) yang harus terus menyiasati membangun kultur belajar siswa dengan konsep: belajar untuk tahu (Leearning to know); belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk menjadi sesuatu (learning to be), dan belajar untuk bekerja sama (learning to live together).
No comments:
Post a Comment