Judul/Title: DOKTRIN NABAWI
Penulis/Author: Zainab al-Ghazali.
Penerbit/Publisher: Risalah Gusti
Edisi/Edition: 1996
Penulis/Author: Zainab al-Ghazali.
Penerbit/Publisher: Risalah Gusti
Edisi/Edition: 1996
Halaman/Pages: 298 + xii
Dimensi/Dimension: 23 x 15 x 1.5 cm
Sampul/Cover: Paperback
Bahasa/Language: Indonesia
Kategori/Category: Dijual/For Sale
Harga/Price: Rp. 45.000
Status: Ada/Available
***
Sampul/Cover: Paperback
Bahasa/Language: Indonesia
Kategori/Category: Dijual/For Sale
Harga/Price: Rp. 45.000
Status: Ada/Available
***
Doktrin-doktrin pilihan dari Nabi SAW, tentang berbagai persoalan prinsip keagamaan dan hikmah kehidupan, direfleksikan kembali oleh mujahid Muslimat monumental abad ini. Renungan-renungan yang terurai dari sabda-sabda Nabi SAW, telah menggugah kembali semangat kepribadian ummat di tengah-tengah kerancuan sekulerisme dan atheisme modern.
Ummat islam perlu membuka nuraninya, dari tirai peradaban yang mengguncangkan pilar-pilar akidah dan akhlaknya. Sebab tirani kekuasaan dengan supremasia kejiwaan yang dominan, akan membuat manusia lupa akan supremasi Ketuhanan, sehingga kepingan-kepingan materi, pesona tahta dan arogansinya, telah menutup rumah cahaya dalama jiwanya.
Doktrin Nabawi: Empatpuluh Renungan Suci, adalah karya Zainab al-Ghazali, yang hadir ketika penderitaan dan penyiksaan terhadap dirinya mencapai puncak yang menyedihkan. Namun, konsistensinya dalam memperjuangkan Islam tidak pernah pudar. Sebuah keteladanan seorang mujahid Muslimat yang mewariskan ruh dakwah dan jihad, demi cinta Allah dan Rasul-Nya.
Ummat islam perlu membuka nuraninya, dari tirai peradaban yang mengguncangkan pilar-pilar akidah dan akhlaknya. Sebab tirani kekuasaan dengan supremasia kejiwaan yang dominan, akan membuat manusia lupa akan supremasi Ketuhanan, sehingga kepingan-kepingan materi, pesona tahta dan arogansinya, telah menutup rumah cahaya dalama jiwanya.
Doktrin Nabawi: Empatpuluh Renungan Suci, adalah karya Zainab al-Ghazali, yang hadir ketika penderitaan dan penyiksaan terhadap dirinya mencapai puncak yang menyedihkan. Namun, konsistensinya dalam memperjuangkan Islam tidak pernah pudar. Sebuah keteladanan seorang mujahid Muslimat yang mewariskan ruh dakwah dan jihad, demi cinta Allah dan Rasul-Nya.
No comments:
Post a Comment